A. Kondisi Geografis, Topografis, dan Klimatologi Provinsi Sulawesi
Tengah
Provinsi Sulawesi Tengah terletak di bagian
tengah Pulau Sulawesi, memiliki luas wilayah daratan 63.678 Km2 atau
36,47 persen dari luas Pulau Sulawesi dan perairan laut seluas 193.923,75 Km2.
Posisi geografis Provinsi Sulawesi Tengah terletak antara 2022’ Lintang Utara
dan 3048’ Lintang Selatan serta 119022’ dan 124022’ Bujur Timur dengan
batas-batas wilayah, sebagai berikut :
Ø Sebelah
Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Provinsi Gorontalo
Ø Sebelah
Timur berbatasan dengan Provinsi Maluku dan Maluku Utara
Ø Sebelah
Selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi
Tenggara
Ø Sebelah
Barat berbatsan dengan Selat Makassar dan Provinsi Sulawesi Barat
Musim di Sulawesi Tengah dipengaruhi oleh dua
musim secara tetap yaitu musim barat yang kering dan musim timur yang banyak
membawa Uap air. Musim timur terjadi sekitar bulan April sampai dengan September
yang ditandai dengan banyak curah hujan, sedangkan msim barat sekitar bulan
Oktober sampai dengan Maret yang ditandai dengan kurangnya curah hujan.
Sedangkan suhu udara untuk dataran tinggi berkisar antara 22,60o C –
24,30o C dan di daerah dataran rendah berkisar 31,10o C –
35,9o C, dengan kelembaban udara rata-rata berkisar antara 66 – 82
persen.
Berdasarkan letak geografis Provinsi Sulawesi
Tengah, maka terdapat potensi-potensi dari berbagai sektor, yaitu sebagai
berikut :
1.
Potensi Sektor Pertanian dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Tengah
Jumlah
produksi padi (sawah dan ladang) Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009 mencapai
953.396 ton dengan luas areal panen 211.232 Ha dan tingkat produktifitas lahan
sebesar 45,14 kw/ha, yang berimplikasi terhadap surplus beras pada tahun 2009
sebesar 205,186 ton.
Untuk sektor
perkebunan, pada tahun 2009 jumlah produsi kelapa sawit mencapai 251.632 Ton,
dengan luas areal panen sebesar 61.386 Ha dan produksi terbesar berada di
Kabupaten Morowali. Selanjutnya kelapa dengan produksi mencapai 225.815 ton dan
luas areal panen 177.581 Ha dengan Produksi terbesar di Kabupaten Donggala.
Produksi kakao sebagai produk unggulan dan terbesar ke 3 di Indonesia, yaitu
produksi mencapai 212.073 ton dengan luas areal panen 225.523 Ha, dimana
Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Poso dan Kabupaten Donggala merupakan
penyumbang terbesar produksi terbesar kakao di Provinsi Sulawesi Tengah.
Capaian
pembangunan di bidang sektor pertanian secara umum cukup memberikan hasil yang
menggembirakan, dengan kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB
Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 40,45 persen pada tahun 2009.
2.
Potensi Sektor Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah
Pada sektor
kehutanan, produksi hasil hutan masih memberikan andil yang cukup berarti bagi
perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah. Pada tahun 2009-2010 jumlah produksi
kayu bulat mencapai 41.376,34 ton dan rotan dengan produksi mencapai 11.121,22
ton.
3.
Potensi Sektor Peternakan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah
Dari sisi sektor
peternakan, populasi berbagai jenis ternak terus mengalami peningkatan. Pada
tahun 2009 jumlah populasi ternak besar mencapai 219.046 ekor, populasi ternak
kecil mencapai 588.690 ekor dan populasi unggas mencapai 9.795.440 ekor.
Dari sektor
kelautan dan perikanan, potensi perairan laut dengan luas 193.923,75 Km2
banyak mengandung berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya, yang terbagi
dalam 3 zona yaitu :
Ø Selat
Makassar dan laut Sulawesi (sebesar 929.700 ton)
Ø Teluk Tomini
(sebesar 595.620 ton)
Ø Teluk Solo
(sebesar 68.456 ton)
Potensi sumber daya ikan di perairan tersebut
kurang lebih sebanyak 330.000 ton per tahun. Sedangkan ikan yang bisa dikelola
secara lestari sekitar 214.000 ton per tahun. Di Teluk Tolo terdapat 68.000 ton
per tahun, Teluk Tomini 78.000 ton per tahun, Selat Makassar dan Laut Sulawesi 68.000 ton per tahun.
Dari potensi ikan lestari tersebut jumlah ikan yang dapat ditangkap sebesar
217.280 ton per tahun atau tingkat pemanfaatan sampai dengan saat ini baru
mencapai 46,2 persen.
Pada tahun 2009, jumlah produksi perikanan
tangkap mencapai 134.014,34 ton dengan nilai produksi sebesar Rp.
780.166.000.000,- sedangkan produksi perikanan budidaya mencapai 542.673,7 ton
dengan nilai produksi sebesar Rp. 1.608.083.000.000,-.
4.
Potensi Sektor Pertambangan Provinsi Sulawesi Tengah
Di Wilayah
Provinsi Sulawesi Tengah terdapat potensi bahan galian dan mineral yang cukup
berlimpah. Sumber daya bahan galian dan mineral yang terdapat di Provinsi
Sulawesi Tengah antara lain bahan galian golongan A (strategis) antara lain
minyak dan gas bumi, batu bara, dan nikel ; bahan galian golongan B (vital)
antara lain emas, molibdenum, chronit, tembaga dan belerang; dan bahan galian
golongan C (bukan strategis dan vital) antara lain sirtukil, granit, marmer,
pasir kuarsa, pasir besi, lempung dan sebagainya. Potensi tersebut ada yang
masih memerlukan penelitian lebih lanjut, ada juga yang sudah dieksplorasi dan
dieksploitasi. Salah satu potensi yang menjadi menjadi perhatian saat ini
adalah potensi emas yang terdapat di Poboya kota Palu dan potensi gas di Donggi
Senoro Kabupaten Banggai dengan potensi gas alam yang sangat besar.
·
Potensi Batubara, yang terdapat di Desa Ensa, Tomata, Kecamatan
Mori Atas, Kabupaten Morowali dan Desa sekitar Toaya dan Tamarenja, Kecamatan Sindue,
Kabupaten Donggala dengan lokasi penyebaran sekitar 15 Ha.
·
Potensi Biji Nikel, yang terdapat di Kecamatan Petasia, Keacamatan
Bungku Tengah, dan Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali dengan luas
wilayah tambang 36.635 Ha dan Kabupaten Banggai dan Kabupaten Tojo Una Una
dengan total luas areal keseluruhan sebesar 322.200 Ha, dengan potensi cadangan
nikel sebesar 8 juta WMT.
·
Potensi Emas, yang terdapat di kecamatan Palu Selatan dan Palu
Utara, Kota Palu dengan luas wilayah tambang 561.050 Ha; Kecamatan Parigi dan
Moutong, Kabupaten Parigi Moutong dengan luas wilayah tambang 46.400 Ha;
Kecamatan Paleleh, Bunobogu, Dondo, Kabupaten Buol dengan las wilayah tambang
746.400 Ha; Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso dengan luas wilayah tambang
19.180 Ha; dan Kecamatan Sigi Biromaru, kabpaten Sigi dengan luas wilayah
tambang 228.700 Ha.
·
Potensi Granit, yang terdapat di Kabpaten Tolitoli, Kabupaten
Poso, Kabupaten Donggala, Kabupaten Banggai, dan Kabupaten Banggai Kepulauan.
·
Potensi Chromit, yang terdapat di Kecamatan Mori Atas, Kecamatan
Bungku Barat dan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali (1.003 Ha); Kecamatan
Momunu, Kabupaten Buol; Kecamatan Bulangi, Kabupaten Banggai Kepulauan.
·
Potensi Gas Bumi, yang terdapat di Donggi dan Senaro, kabupaten
Banggai dengan perkiraan cadangan sebesar 20-28 triliyun kaki kubik (TCF).
B. PROFIL DAN POTENSI KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH
1.
Kota Palu
a.
Gambaran
Umum
Kota palu
merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah dengan luas wilayah 395,06 km2.
b. Potensi Daerah
Pada tahun
2009 produksi kakao Kota Palu diperkirakan sebesar 56 ton dengan luas tanam 168
Ha. Produksi kakao tersebut disuplai oleh 3 (tiga) kabupaten terbesar sebagai
penghasil Kakao di Sulawesi Tengah yaitu Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi
Moutong dan Kabupaten Poso. Sebagai komoditi yang menjadi fokus penduduk
unggulan, capaian nilai ekspor kakao yang keluar dari pinti pelabuhan Pantoloan
mencapai 120.000 ton hingga 180.000 ton.
Luas kawasan
hutan di Kota Palu adalah 17.306 ha, yang terdiri atas Taman Hutan Rakyat
(Tahura) seluas 5.789 ha, Hutan Lindung seluas 7.141 ha, dan Hutan Produksi
Terbatas 4.376 ha salah satu hasil hutan yang juga merupakan komoditas unggulan
kota Palu yaitu rotan.
Luas
perairan Teluk Palu yang berada dalam wilayah pengelolaan Pemda Kota Palu
adalah 189 km2. Produksi perikanan laut di Kota Palu tahun 2009
sebesar 2.789,5 ton dengan nilai produksi 57,779 miliar rupiah.
2. Kabupaten
Banggai Kepulauan
a.
Gambaran
Umum
Luas wilayah
Kabupaten Banggai Kepulauan adalah 3.214,46 km2 dan luas wilayah
laut 18.828,10 km2 atau enam kali lipat dari luas daratan. Kabupaten
Banggai Kepulauan dipengaruhi oleh dua musim secara tetap, yaitu musim hujan
dan musim kering. Puncak musim hujan terjadi pada bulan Maret yang ditandai dengan curah hujan dan jumlah
hari hujan dengan jumlah curah hujan antara 66-235 mm; selain itu ada musim
panas, walaupun masih terdapat sedikit hujan yaitu pada bulan September sampai
dengan bulan Nopember dengan jumlah hari hujan antara 14-23 hari. Keadaan suhu
berdasarkan data dari stasiun metereologi Bubung Luwuk, menunjukkan bahwa suhu
udara rata-rata antara 16,0 oC-28,90 oC. Kelembaban udara
rata-rata 76-83, curah hujan per tahun 2000 mm- 2330 mm dengan kecepatan angin
berkisar antara 3-6 knot.
b.
Potensi
Daerah
Beberapa
jenis tanaman pangan yang telah dikembangkan di Kabupaten Banggai Kepulauan
yaitu padi, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Tomat, Kacang Tanah, Kacang Kedele dan
Kacang Hijau.
Kabupaten
Banggai kepulauan juga memiliki komoditi unggulan di bidang perkebunan misalnya
kelapa, Kelapa Sawit, Kakao, Jambu Mente dan Karet.
Kabupaten Banggai Kepulauan memiliki areal
hutan seluas 158.669 ha, yang terdiri dari hutan lindung 51.336 ha, hutan
produksi biasanya tetap 38.291 ha, hutan produksi terbatas 49.691 ha dan hutan
yangdapat dikonversi 19.351 ha. Ada empat jenis kayu yangdihasilkan di Hutan
Kabupaten Banggai Kepulauan yaitu kayu rimba logs, kayu gergajian, rotan, dan
kayu bakar. Kontribusi sub sektor kehutanan terhadap pembentukan PDRB Kabupaten
Banggai Kepulauan mencapai 5,73 persen.
Peternakan
di Kabupaten Banggai Kepulauan sangat potensial karena ditunjang oleh hamparan
padang rumput/alang-alang. Terdapat luasan hamparan sebesar 5.500 hektar yang
tersebar di seluruh kecamatan.
3.
Kabupaten
Banggai
a.
Gambaran
umum
Luas wilayah
Kabupaten Banggai 9.672,70 Km2 atau sekitar 14,22 persen dari luas
wilayah Propinsi Sulawesi Tengah dan wilayah teritorial laut 20.309,68 km2
serta panjang garis pantai sepanjang 613,25 Km.
Kabupaten
Banggai dengan Ibu Kota Luwuk hingga tahun 2009 secara administratif terdiri
dari pegunungan dan perbukitan, sedangkan daratan rendah yang ada pada umumnya
terletak di sepanjang pesisir pantai.
b.
Potensi
Daerah
Komoditas
unggulan tanaman perkebunan di Kabupaten Banggai adalah komoditi Kelapa, kelapa
sawit, kakao dan karet.
Hutan yang
sangat luas dengan kekayaan di dalamnya, dengan pengelolaan yang tepat tanpa
merusak ekosistem yang ada merupakan suatu sumber ekonomi yang besar. Produksi
yang dihasilkan meliputi kayu belahan/potongan (kayu pertukangan), kayu bakar,
bambu, rotan, damar dan sebagainya.
Kabupaten
Banggai memiliki Hutan Lindung seluas 169.669 ha, Hutan Produksi Biasa Tetap
seluas 55.526 ha, Hutan Produksi Terbatas seluas 309.113 ha serta hutan suaka
Alam dan Hutan Wisata seluas 23.726 ha.
4.
Kabupaten
Morowali
a.
Gambaran
umum
Kabupaten
Morowali merupakan daerah tropis memiliki dua musim kemarau dan musim hujan.
Tahun 2009 curah hujan rata-rata yang tercatat di Stasiun Beteleme terendah
berkisar 2.280 mm, dan tertinggi 3.513 mm. Berdasarkan klasifikasi Schmidt-Fergusson
wilayah Morowali tergolong iklim A atau sangat basah dengan suhu udara
rata-rata bulanan berkisar antara 25,80 oC sampai 28,40 oC.
b.
Potensi
Daerah
Di sektor
perkebunan daerah ini memiliki komoditi utama nasional, yaitu kelapa sawit,
kakao, kelapa dan jambu mete.
Kabupaten Morowali memiliki potensi sumber
daya hutan yang cukup besar. Kabupaten Morowali memiliki hutan seluas 1.158.846
ha, terdiri dari Hutan Lindung seluas 436.756 ha, Hutan Produksi Biasa Tetap
seluas 181.366 ha, Hutan Produksi Terbatas seluas 238.177 ha, Hutan yang dapat
dikonversi seluas 61.216 hadan Hutan Suaka Alam serta Hutan Wisata seluas
241.331 ha.
Berdasarkan kondisi geografi dan topografinya, Kabupaten Morowali memiliki
potensi perikanan yang sangat besar.
5.
Profil
Kabupaten Poso
a.
Gambaran
umum
Luas wilayah kabupaten Poso adalah 8.712,25
atau 12,8% dari luas
Provinsi Sulawesi Tengah. Kota Poso terletak dibibir pantai menghadap teluk
Tomini di salah satu lengkungan ‘lengan’ pulau Sulawesi. Hal ini membuat posisi
Kabupaten Poso menjadi sangat strategis ditengah-tengah pulau Sulawesi.
b. Potensi
Daerah
Kabupaten Poso memiliki potensi perkebunan
yang cukup signifikan seperti kakao, kelapa, kopi, cengkeh dan vanili sebagai
produk utama.
Hutan yang sangat luas dengan kekayaan
didalamnya, dengan pengelolaan yang tepat tanpa merusak ekosisitem yang ada
merupakan suatu sumber ekonomi yang besar. Produksi yang dihasilkan meliputi
kayu belahan, kayu bakar, bambu, rotan, damar dan sebagainya.
Kabupaten Poso memiliki Hutan Lindung seluas 299,170 Ha, Hutan
Produksi Biasa Tetap seluas 79,144 Ha, Hutan Produksi Terbatas seluas 271,747
Ha, Hutan yang dapat Dikonversi seluas 34,157 Ha dan Hutan Suaka Alam serta
Hutan Wisata seluas 145,452 Ha.
6. Kabupaten
Donggala
a. Gambaran
umum
Luas wilayah Kabupaten Donggala adalah 4.764.,83 Km2
atau 6,98 persen dari total luas wilayah Sulawesi Tengah. Kondisi topografis
Kabupaten Donggala sangat bervariasi dengan kelerengan yang beragam. Puncak
tertinggi pada kawasan tenggara kabupaten dengan ketinggian di atas
700 m dari permukaan laut.
b. Potensi
Daerah
Kabupaten Donggala memiliki kekayaan hayati
yang beragam, salah satunya adalah jenis sayur-sayuran yang tumbuh subur di
wilayah ini. Bawang merah merupakan komoditi sayuran dengan total produksi
terbesar, disusul lombok, tomat, kacang-kacangan, terung dan ketimun.
Komoditas perkebunan yang dikembangkan dan merupakan produk
andalan Kabupaten Donggala antara lain kelapa, kakao, kelapa sawit, cengkeh,
kopi, lada dan jambu mete.
Kabupaten Donggala memilki areal hutan seluas
708.078 Ha, terdiri dari hutan lindung 323.995 Ha, hutan produksi biasa tetap
seluas 11.624 Ha, hutan produksi terbatas seluas 294.427 Ha, hutan yang dapat
dikonversi 33.296 Ha, hutan suaka alam dan hutan wisata seluas 135.736 Ha.
7. Kabupaten
Toli-Toli
a. Gambaran
umum
Luas wilayah Kabupaten Toli-toli adalah 4.079,77 Km2.
b. Potensi
Daerah
Komoditi tanaman perkebunan merupakan tanaman perdagangan yang
cukup strategis di Kabupaten Toli-toli, karena merupakan sumber penghasilan
devisa dan menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Adapun komoditas perkebunan
yang dikembangkan antara lain: kelapa, kakao, kopi, cengkeh dan padi.
8. Kabupaten Buol
a. Gambaran
umum
Wilayah Buol merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi
Tengah yang beribukota di Biau. Adapun luas wilayah Kabupaten Buol adalah
4.043,57 Km2.
b. Potensi
Daerah
Sektor pertanian dalam arti luas menyebar
pada seluruh wilayah dengan didominasi tanaman perkebunan seperti kelapa sawit,
coklat, cengkeh, kelapa, kopi, lada, dan tanaman pangan lainnya seperti padi,
jagung, kedelai, dan kacang-kacangan. Potensi hortikultura berupa buah-buahan
seperti jeruk, duku, mangga, pepaya, nanas dan rambutan memungkinkan untuk
dikembangkan dalam skala besar karena didukung oleh kesuburan tanah, iklim, dan
curah hujan yang cukup.
Kabupaten Buol memiliki areal hutan seluas
258.228 Ha, yang terdiri dari hutan lindung 63.602 Ha, hutan produksi biasa
tetap 60.413 Ha, hutan produksi terbatas 100.341 Ha, hutan yang dapat
dikonversi 24.070 Ha serta hutan suaka alam dan hutan wisata 9.802 Ha.
Kabupaten Buol memiliki potensi disektor
perikanan. Untuk perikanan laut, potensinya berupa perairan luas mencapai
40.320 Km2 yang terbentang di sepanjang garis pantai dengan panjang
234.634 Km. Wilayah perairan tersebut memiliki potensi berkembangnya berbagai
jenis ikan tuna, cakalang, tongkol, kerapu, napoleon, serta berbagai jenis ikan
lainnya. Perkembangan usaha Budidaya di Kabupaten Buol mempunyai prospek yang
cukup baik karena memilki perairan arus dengan kecepatan sedang dan mempunyai
plankton yang cukup bagus.
9. Kabupaten
Parigi Moutong
a. Gambaran
umum
Luas wilayah Kabupaten Parigi Moutong adalah
6.231,85 Km2.
b. Potensi
Daerah
Kabupaten Parigi Moutong merupakan salah satu daerah agraris di
Sulawesi Tengah sehingga sektor pertanian merupakan sektor yang memegang
peranan penting dalam roda perekonomian dan merupakan penyumbang terbesar
terhadap pembentukan Produk Domestik Regonel Bruto (PDRB) yaitu sebesar 52,98
persen. Adapun komoditas perkebunan yang
telah dikembangkan terdiri dari kakao, kelapa, cengkeh, kopi, kapuk, kemiri dan
jambu mete.
Kabupaten Parigi Mouttong memiliki areal
hutan seluas 396.236 Ha, terdiri dari hutan lindung 162.640 Ha, hutan produksi
biasa tetap 22.467 Ha, hutan produksi terbatas 127.607 Ha, hutan yang dapat
dikonversi 22.808 Ha, hutan suaka alam dan hutan wisata 60.714 Ha. Adapun jenis
kayu yang dihasilkan terdiri dari meranti, palapi, nyatoh, motoa, cempaka,
rimba campuran, rotan dan damar.
Jumlah potensi lestari di Kabupaten Parigi
Moutong yang terkandung dalam wilayah laut khusus Teluk Tomini mencapai 68.000
ton/tahun, terdiri dari ikan pelagis dan ikan demersal.
10. Kabupaten Tojo Una-Una
a. Gambaran
umum
Wilayah
Kabupaten Tojo Una-Una terdiri atas wilayah daratan dan wilayah kepulauan
dengan luas wilayah daratan 5.721,51 Km2 (8,41 persen) dan luas laut
3.566,21 Km2, dengan panjang pantai
951,115 Km.
b. Potensi
Daerah
Kabupaten Tojo Una-Una adalah daerah agraris,
sektor pertanian merupakan sektor yang memegang perana penting dalam upaya
peningkatan taraf hidup masyarakat. Adapun komoditas pertanian yang
dikembangkan dan merupakan produk andalan Kabupaten Tojo Una-Una antara lain
jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang hijau dan kacang
kedelei.
Kabupaten Tojo Una-Una memilki kekayaan
hayati yang beragam, salah satunya adalah jenis sayur-sayuran dan buah-buahan
yang tumbuh subur di wilayah ini, misalnya lombok, mangga, durian, nangka dan
sirsak.
Luas hutan di Kabupaten Tojo Una-Una yaitu
25.832 Ha, yang terdiri dari hutan lindung 10.659 Ha, hutan produksi biasa
tetap 11.759 Ha, hutan produksi terbatas 193 Ha dan hutan yang dapat dikonversi
3.221 Ha.
Adapun komoditas perkebunan yang dikembangkan
dan merupakan produk andalan Kabupaten Tojo Una-Una antara lain kelapa,
cengkeh, kopi, coklat, kemiri, jambu mete, dan sagu. Sedangkan potensi
perikanan di Kabupaten Tojo Una-Una yang berada di kawasan strategis perairan
Teluk Tomini cukup besar, usaha hasil tangkapan berupa ikan tuna, cakalang,
layang, kerapu, kakap, napoleon, cumi-cumi, udang windu dan ikan hias.
11. Kabupaten
Sigi
a. Gambaran
umum
Luas wilayah Kabupaten Sigi adalah 5.706,88 Km2.
b. Potensi Daerah
Sektor pertanian di Kabupaten Sigi cukup memberikan kontribusi
yang signifikan dalam perekonomian daerah dan memegang peranan penting dalam
upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. Adapun sektor perkebunan di Kabupaten
Sigi
Memiliki beberapa komoditi unggulan, antara lain :
kakao, kelapa, kopi, cengkeh, vanili dan kemiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar